Soal Shift Modul 4 yang berfokus pada penggunaan fuse.
Pada soal 1 ini kita diminta melakukan enkripsi versi 1 :
-
Jika sebuah direktori dibuat dengan awalan “encv1_”, maka direktori tersebut akan menjadi direktori terenkripsi menggunakan metode enkripsi v1.
-
Jika sebuah direktori di-rename dengan awalan “encv1_”, maka direktori tersebut akan menjadi direktori terenkripsi menggunakan metode enkripsi v1.
-
Apabila sebuah direktori terenkripsi di-rename menjadi tidak terenkripsi, maka isi adirektori tersebut akan terdekrip.
-
Setiap pembuatan direktori terenkripsi baru (mkdir ataupun rename) akan tercatat ke sebuah database/log berupa file.
-
Semua file yang berada dalam direktori ter enkripsi menggunakan caesar cipher dengan key.
Key :
9(ku@AW1[Lmvgax6q`5Y2Ry?+sF!^HKQiBXCUSe&0M.b%rI'7d)o4~VfZ*{#:}ETt$3J-zpc]lnh8,GwP_ND|jO -
Metode enkripsi pada suatu direktori juga berlaku kedalam direktori lainnya yang ada didalamnya.
Berikut merupakan kode fungsi untuk melakukan enkripsi dan dekripsi.
int key = 10;
char cipher[] = "9(ku@AW1[Lmvgax6q`5Y2Ry?+sF!^HKQiBXCUSe&0M.b%rI'7d)o4~VfZ*{#:}ETt$3J-zpc]lnh8,GwP_ND|jO";
void encrypt(char *x)
{
int xlength = strlen(x), xbegin = 0;
int i;
for(i = strlen(x); i >= 0; i--) {
if(x[i] == '/') {
break;
}
if(x[i] == '.') {
xlength = i - 1;
}
}
for (int i = 1; i < xlength; i++)
{
if(x[i] == '/') {
xbegin = i;
}
}
int ind;
char *ptr;
for(i = xbegin ; i < xlength; i++) {
if(x[i] == '/') {
continue;
}
ptr = strchr(cipher, x[i]);
if(ptr)
{
ind = ptr - cipher;
x[i] = cipher[(ind + key) % strlen(cipher)];
}
}
// printf("hasil encrypt %s\n", x);
}
void decrypt(char *y)
{
// printf("sebelum %s\n", y);
int ylength = strlen(y), ybegin = 0;
int i;
for (int i = 1; i < ylength; i++)
{
if(y[i] == '/' || y[i+1] == '\0') {
ybegin = i + 1;
break;
}
}
for(int i = strlen(y); i >= 0; i--) {
// printf("y[i] -> %c\n", y[i]);
if(y[i] == '/') {
break;
}
if(y[i] == '.' && i == (strlen(y)-1)) {
ylength = strlen(y);
break;
}
if(y[i] == '.' && i != (strlen(y)-1)) {
ylength = i - 1;
break;
}
}
int ind;
char *ptr;
for(i = ybegin ; i < ylength; i++) {
if(y[i] == '/') {
continue;
}
// printf("y masuk %c - ", y[i]);
ptr = strchr(cipher, y[i]);
if(ptr)
{
ind = ptr - cipher - key;
if (ind < 0)
{
ind = ind + strlen(cipher);
}
y[i] = cipher[ind];
}
// printf("y keluar %c\n", y[i]);
}
// printf("hasil decrypt %s\n", y);
}
Untuk melakukan enkripsi, kita perlu memanggil fungsi tersebut pada xmp_readdir
while ((de = readdir(dp)) != NULL)
{
struct stat st;
memset(&st, 0, sizeof(st));
st.st_ino = de->d_ino;
st.st_mode = de->d_type << 12;
if(strcmp(de->d_name, ".") == 0 || strcmp(de->d_name, "..") == 0) {
continue;
}
char temp[1000];
strcpy(temp, de->d_name);
if(strncmp(path, "/encv1_", 7) == 0) {
encrypt(temp);
// printf("encrypted d_name %s\n", temp);
}
// printf("%s - > %s\n", de->d_name, temp);
// res = (filler(buf, de->d_name, &st, 0));
res = (filler(buf, temp, &st, 0));
if (res != 0)
break;
}
Setelah meng-enkripsi, kita perlu memanggil fungsi dekripsi pada setiap fungsi fuse
if(strncmp(path, "/encv1_", 7) == 0) {
decrypt(temppath);
}
Pada soal 1 ini kita diminta melakukan enkripsi versi 2 :
- Jika sebuah direktori dibuat dengan awalan “encv2_”, maka direktori tersebut akan menjadi direktori terenkripsi menggunakan metode
enkripsi v2. - Jika sebuah direktori di-rename dengan awalan “encv2_”, maka direktori tersebut akan menjadi direktori terenkripsi menggunakan metode enkripsi v2.
- Apabila sebuah direktori terenkripsi di-rename menjadi tidak terenkripsi, maka isi direktori tersebut akan terdekrip.
- Setiap pembuatan direktori terenkripsi baru (mkdir ataupun rename) akan tercatat ke sebuah database/log berupa file.
- Pada enkripsi v2, file-file pada direktori asli akan menjadi bagian-bagian kecil sebesar 1024 bytes dan menjadi normal ketika diakses melalui filesystem rancangan jasir. Sebagai contoh, file File_Contoh.txt berukuran 5 kB pada direktori asli akan menjadi 5 file kecil yakni: File_Contoh.txt.000, File_Contoh.txt.001, File_Contoh.txt.002, File_Contoh.txt.003, dan File_Contoh.txt.004.
- Metode enkripsi pada suatu direktori juga berlaku kedalam direktori lain yang ada didalam direktori tersebut (rekursif).
Berikut merupakan kode penyelesaian untuk soal nomer 2
void getPath(char *path, char *files, char temp[]){
char string[1000] = "";
strcpy(string, path);
char * token = strtok(string, "/");
while(strcmp(token, files)) {
sprintf( temp, "%s/%s", temp, token);
token = strtok(NULL, "/");
}
}
char *getName(char* myStr) {
char *retStr;
char *lastExt;
if (myStr == NULL) return NULL;
if ((retStr = malloc (strlen (myStr) + 1)) == NULL) return NULL;
strcpy (retStr, myStr);
lastExt = strrchr (retStr, '.');
if (lastExt != NULL)
*lastExt = '\0';
return retStr;
}
void combineFile(char *path){
char temp[1000]="";
char *files = rindex(path, '/');
char *ext = rindex(files+1, '.');
ext++;
char *name = getName(files+1);
char newFile[1000]="";
getPath(path, files+1, temp);
sprintf(newFile, "%s/%s", temp, name);
int count=4;
while(1){
char partFile[1000]="";
sprintf(partFile, "%s.%d", newFile, count);
printf("%s\n",partFile);
if(strstr(path, partFile) == NULL) break;
count++;
remove(partFile);
sleep(2);
}
}
long file_size(char *name){
FILE *fp = fopen(name, "rb"); //must be binary read to get bytes
long size=-1;
if(fp)
{
fseek (fp, 0, SEEK_END);
size = ftell(fp)+1;
fclose(fp);
}
return size;
}
void splitFile(char *path){
int segments=0, i, accum;
FILE *fp1, *fp2;
char filename[255];//base name for small files.
sprintf(filename, "%s", path);
char largeFileName[255];//change to your path
sprintf(largeFileName, "%s", path);
char smallFileName[255];
char line[1080];
long sizeFile = file_size(largeFileName);
segments = sizeFile/SEGMENT + 1;//ensure end of file
if(sizeFile<=1080) return;
fp1 = fopen(largeFileName, "r");
if(fp1)
{
for(i=0;i<segments;i++)
{
accum = 0;
sprintf(smallFileName, "%s.%d", filename, i);
fp2 = fopen(smallFileName, "w");
if(fp2)
{
while(fgets(line, 1080, fp1) && accum <= SEGMENT)
{
accum += strlen(line);//track size of growing file
fputs(line, fp2);
}
fclose(fp2);
}
}
fclose(fp1);
}
remove(path);
}
Fungsi ini digunakan untuk memisahkan sebuah file menjadi beberapa file dengan ukuran lebih kecil setelah sebuah folder dirubah
menjadi encv2_ ....
Tanpa mengurangi keumuman, misalkan suatu directory bernama dir akan tersinkronisasi dengan directory yang memiliki nama yang sama dengan awalan sync_ yaitu sync_dir. Persyaratan untuk sinkronisasi yaitu:
- Kedua directory memiliki parent directory yang sama.
- Kedua directory kosong atau memiliki isi yang sama. Dua directory dapat dikatakan memiliki isi yang sama jika memenuhi:
- Nama dari setiap berkas di dalamnya sama.
- Modified time dari setiap berkas di dalamnya tidak berselisih lebih dari 0.1 detik.
- Sinkronisasi dilakukan ke seluruh isi dari kedua directory tersebut, tidak hanya di satu child directory saja.
- Sinkronisasi mencakup pembuatan berkas/directory, penghapusan berkas/directory, dan pengubahan berkas/directory.
Jika persyaratan di atas terlanggar, maka kedua directory tersebut tidak akan tersinkronisasi lagi. Implementasi dilarang menggunakan symbolic links dan thread.
Belum selesai karena tidak paham dengan maksud soal dan cara penyelesaiannya.
Pada soal ini kita diminta untuk membuat log system:
- Sebuah berkas nantinya akan terbentuk bernama "fs.log" di direktori home pengguna (/home/[user]/fs.log) yang berguna menyimpan daftar perintah system call yang telah dijalankan.
- Agar nantinya pencatatan lebih rapi dan terstruktur, log akan dibagi menjadi beberapa level yaitu INFO dan WARNING.
- Untuk log level WARNING, merupakan pencatatan log untuk syscall rmdir dan unlink.
- Sisanya, akan dicatat dengan level INFO.
- Format untuk logging yaitu:
[LEVEL]::[yy][mm][dd]-[HH]:[MM]:[SS]::[CMD]::[DESC ...]
LEVEL : Level logging yy : Tahun dua digit mm : Bulan dua digit dd : Hari dua digit HH : Jam dua digit MM : Menit dua digit SS : Detik dua digit CMD : System call yang terpanggil DESC : Deskripsi tambahan (bisa lebih dari satu, dipisahkan dengan ::)
Contoh format logging nantinya seperti:
INFO::200419-18:29:28::MKDIR::/iz1
INFO::200419-18:29:33::CREAT::/iz1/yena.jpg
INFO::200419-18:29:33::RENAME::/iz1/yena.jpg::/iz1/yena.jpeg
Untuk membuat log system, kita perlu membuat fungsi
void logs(int level, char* cmd, char* desc1, char* temp)
{
char data[1000];
char lvl[100];
char desc2[1000];
FILE * fPtr;
time_t t = time(NULL);
struct tm tm = *localtime(&t);
sprintf(lvl, level? "WARNING" : "INFO");
if(strcmp(temp,"")) sprintf(desc2, "::%s", temp);
fPtr = fopen("/home/kresna/fs.log", "a");
sprintf(data, "%s::%d%d%d-%d:%d:%d::%s::%s%s\n", lvl, tm.tm_year + 1900, tm.tm_mon + 1, tm.tm_mday, tm.tm_hour, tm.tm_min, tm.tm_sec, cmd, desc1, desc2);
if(fPtr == NULL)
{
printf("Unable to create file.\n");
exit(EXIT_FAILURE);
}
fputs(data, fPtr);
fclose(fPtr);
}
pada setiap fungsi fuse, kita hanya perlu memanggil fungsi tersebut dan memberikan parameter levelnya.
Contoh :
logs(0, "RENAME", src, dst);