Edisi cetak dari catatan silsilah ini tersedia dalam format PDF.
Kesultanan Mataram dibangun dari hasil kawin-mawin, yang rapat antara keturunan para wali dari jalur ulama Jumadil Qubro.
Penjelasan selengkapnya Mengenai Catatan Silsilah dapat dibaca bilamana tertarik.
Disclaimer: Catatan silsilah ini hanyalah gambaran, dan tidak dapat dijadikan acuan sejarah.
Bagaimanapun, inilah catatan silsilah sebagai gambaran awal.
Bantahan terhadap tulisan ini dapat dilakukan dengan melakukan fork atau clone dari repository ini, sehingga penulis lain dapat memiliki, repository sendiri sebagai perbaikan berdasarkan tulisan ini.
Rincian diagram dapat dilihat pada halaman Jumadil Qubro.
Secara ringkas, keturunan Jumadil Qubro berkumpul ke dua leluhur berikut.
-
Raden Mas Jolang
-
Pangeran Mandura
Lalu keturunan keduanya berkumpul kembali ke dua leluhur berikut.
-
Sunan Prabu Amangkurat Agung
-
Kyai Gulu
Rincian diagram dapat dilihat pada halaman Raden Mas Jolang.
Dikenal juga dengan nama Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati.
Wali
-
Sunan Gresik (Bapak dari Jaka Tarub)
(1297 M - 1419 M) -
Sunan Giri (Lewat Ki Ageng Saba)
(1442 M - 1506 M) -
Sunan Gunung Jati
(1448 M - 1568 M) -
Sunan Kalijaga
(1450 M - )
Tokoh
- Kebungsuan Pengging (Putra Jumadil Qubro)
Tambahan
- Syekh Siti Jenar
Catatan: Lewat istri Raden Mas Jolang ke Raden Mas Rangsang (Sultan Agung), bukan leluhur Raden Mas Jolang.
Rincian diagram dapat dilihat pada halaman Pangeran Mandura.
Wali
-
Sunan Gresik (Bapak dari Jaka Tarub)
(1297 M - 1419 M) -
Sunan Giri (Lewat Ki Ageng Saba)
(1442 M - 1506 M) -
Sunan Ampel
(1401 M - 1481 M) -
Syekh Siti Jenar
(1404 M - )
Tokoh
-
Kebungsuan Pengging (Putra Jumadil Qubro)
-
Raden Patah (Menantu Sunan Ampel)
Rincian diagram dapat dilihat pada halaman persilangan.
Persilangan keduanya berkumpul sebagai berikut.
Rincian diagram dapat dilihat pada halaman mataram.
Sumber: Rodovid
Rincian diagram dapat dilihat pada halaman santri.
Tidak banyak catatan di luar pemerintahan. Berikut salah satu yang ada.
- Salah satunya: kaliyoso.
Tentunya tidak dapat dibandingkan setara antara kesultanan Mataram yang besar, dengan wilayah perdikan yang kecil.
Bukan Priyayi, bukan pula Santri.
Bukan abangan, walaupun sering dipanggil 'Bang'.
Sejak lahir sudah jomblo. Dan masih selalu konsisten sampai awal 2017 ini.