soal-shift-sisop-modul-4-B09-2021

Vincent Yonathan - 05111940000186
Aprilia Annisa - 05111940000199
Pramudityo Prabowo - 05111940000210

Soal Modul 3

Daftar isi

Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4

Soal 1

Praktikan diminta membantu mengerjakan pembuatan filesystem dengan metode enkripsi (encode).

1.a)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana bisa dilakukan mkdir(pembuatan folder) dimana jika itu dilakukan dan namanya diawali dengan "AtoZ_", maka nama folder beserta seluruh isinya akan terenkripsi dengan metode Atbash Cipher.

Source Code & Penjelasan

...
void atcip(char* temp)
{
	int i = 0;

    while (temp[i] != '\0')
    {
        if(temp[i] >= 'A' && temp[i] <= 'Z')
        {
            temp[i] = 'Z'+'A' - temp[i]; 
        }
        else if(temp[i] >= 'a' && temp[i] <= 'z')
        {
            temp[i] = 'z'+'a' - temp[i];
        }
        i++;
    }
//    for(j=0;j<strlen(temp);j++)
//    {
//    	printf("%c",temp[j]);	
//	}
    // char* ret = malloc(sizeof(char) * 1000) ;
    // strcpy(ret,temp);
    // return ret;
}
    
char* polapath(char* path)
{
 
    char *fpath = malloc(sizeof(char) * 1000);
    char real_path[1000];
    strcpy(real_path, path);

    char *str = strstr(real_path, "/AtoZ_");

    if (str)
    {
        tempchiper = 1;
        int index = strlen(real_path) - strlen(str) + 1;
        while (index < strlen(real_path))
        {
            if (real_path[index] == '/')
            {
                printf("ini index --> %d\n ",index);
                atcip(&real_path[index]);
                char dirp_temp[1000];
                sprintf(dirp_temp, "%s%s", dirp, real_path);
                // printf("Ini folder dengan path --> %s\n",dirp_temp);
                DIR* dp = opendir(dirp_temp);
                if(dp)
                {
                    break;
                }
                else
                {
                    char* file = strrchr(real_path,'/')+1;
                    char* extensi = strchr(file,'.');
                    printf("Ini file--> %s%s\n",real_path,file);
                    if(extensi)
                    {
                        extensi += 1;
                        atcip(extensi);
                
                    }
                    break;
                }
                closedir(dp);
            }
            index++;
        }
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }
    else
    {
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }
    
    return fpath;
}    
...

Fungsi utama dari soal ini adalah 2 fungsi diatas yaitu polapath() dan atcip()

Fungsi atcip() diatas merupakan kode yang digunakan untuk melakukan Atbash Cipher yaitu dengan melakukan mirror kepada masing - masing char. Cara melakukannya adalah looping dari setiap char dari kalimat kemudian apabila char tersebut ada dalam range A sampai Z atau a sampai z, maka akan char itu akan dikurangkan dengan ('Z'+'A') atau ('z' + 'a')
Fungsi polapath() berguna sebagai fungsi yang memfilter apakah path tersebut memiliki string "/AtoZ_" didalamnya. Apabila ada, maka akan dicek dengan opendir apakah berupa folder, apabila bukan maka akan dianggap file. File pun terbagi jadi 2 yaitu dengan extension atau tidak. Apabila dengan extension, maka akan ada variable yang mengambil extentiom tersebut yang nantinya akan digunakan pada xmp_readdir. Terakhir adalah menggunakan sprintf untuk menghasilkan path yang sudah benar dan terenkripsi.

...
static  int  xmp_getattr(const char *path, struct stat *stbuf)
{
    // printf("GETATTR PATH--> %s\n",path);
    char fpath[BUFSIZ];
    char tempp[BUFSIZ];
    strcpy(tempp,path);
    strcpy(fpath,polapath(tempp));
    int res;
    res = lstat(fpath, stbuf);

    if (res == -1) return -errno;
    return 0;
}
static int xmp_readdir(const char *path, void *buf, fuse_fill_dir_t filler, off_t offset, struct fuse_file_info *fi)
{
    // printf("READDIR PATH--> %s\n",path);
    DIR *dp;
    int res;
    char tempp[BUFSIZ];
    tempchiper = 0;
    struct dirent *de;
    (void) offset;
    (void) fi;

    strcpy(tempp,path);
    dp = opendir(polapath(tempp));

    if (dp == NULL) return -errno;

    while ((de = readdir(dp)) != NULL) {
        struct stat st;
        char temp[BUFSIZ];

        memset(&st, 0, sizeof(st));

        st.st_ino = de->d_ino;
        st.st_mode = de->d_type << 12;
        
        if(strcmp (de->d_name,".")==0|| strcmp(de->d_name,"..") == 0)
        {
            res = filler(buf,de->d_name,&st,0);
        }
        else if(tempchiper == 1)
        {
            if(de->d_type & DT_DIR)
            {
                printf("Ini folder --> %s\n",de->d_name);
                clear(temp);
                strcpy(temp,de->d_name);
                atcip(temp);
                res = (filler(buf, temp, &st, 0));
            }
            else
            {
                char* ext = strchr(de->d_name,'.');

                char fname[BUFSIZ];
                bzero(fname,BUFSIZ);
                if(ext)
                {
                    printf("Ini file dengan ext --> %s\n",de->d_name);
                    strncpy(fname,de->d_name, strlen(de->d_name) - strlen(ext));
                    atcip(fname);
                    strcat(fname,ext);
                }
                else
                {
                    printf("File without extention --> %s\n",de->d_name);
                    strcpy(fname,de->d_name);
                    atcip(fname);
                }

                res = (filler(buf, fname, &st, 0));
            }
        }
        else
        {
            strcpy(temp,de->d_name);
            res = filler(buf, temp, &st, 0);
        }

        if(res != 0) 
        {
            break;
        }
    }
    closedir(dp);
    return 0;
}

static int xmp_mkdir(const char *path, mode_t mode)
{
   
    char temppath[BUFSIZ];
    char tempp[BUFSIZ];
    char tempp2[BUFSIZ];
    strcpy(tempp,path);
    strcpy(tempp2,dirp);

    strcat(tempp2,tempp);
    strcpy(temppath,tempp2);

    rlog("none",temppath,0);

    char fullpath[BUFSIZ];
    int res;
    clear(fullpath);
    strcpy(fullpath, polapath(tempp));

	res = mkdir(fullpath, mode);
	if (res == -1)
		return -errno;

	return 0;

}
...

Berikut adalah 3 fungsi yang digunakan untuk mkdir (membuat folder) yaitu xmp_readdir, xmp_getattr dan xmp_mkdir:

Sesuai dengan namanya fungsi xmp_mkdir digunakan untuk membuat folder atau direktori baru dengan cara mengassign path ke suatu variable kemudian di gabungkan (strcat) dengan folder yang menampung direktori penuh yang dideclare pada global (home/prk/Downloads) agar kedua folder dapat terhubung. Terakhir menggunakan res untuk mkdir atau membuat folder dengan parameter fullpath dan mode.
Fungsi kedua adalah xmp_getattr yang berfungsi untuk mendapatkan attribut path dimana kita berada dan fungsi ini cukup sederhana yaitu mengassign path ke suatu variable dan memanggil fungsi polapath() yaitu fungsi yang menghandle apabila file tersebut harus dienkripsi ataupun tidak dan akhirnya menggunakan res untuk mengirim dengan syntax res = lstat(fpath, stbuf);
Fungsi ketiga adalah xmp_readdir dimana fungsi ini menghandle pemisahan antara folder dengan file. Seperti yang dilihat bahwa terdapat tempchiper yang merupakan variable penyimpan apakah fungsi ini harus dienrkipsi, variable ini diletakkan dalam scope global. Apabila readdir mendapatkan bahwa file harus dienkripsi, fungsi ini akan melewati kondisi apabila fungsi tersebut merupakan folder ataupun file. Apabila folder maka akan di enkripsi dan dikirim dengan res = (filler(buf, temp, &st, 0));. Apabila file maka akan dibedakan lagi menjadi 2 yaitu dengan extensi ataupun tidak. Apabila dengan ekstensi, pada akhir akan digabung lagi dengan extensinya yang disimpan dalam variable menggunakan syntax strcat, setelah itu dienkripsi baru dikirim dengan res = (filler(buf, temp, &st, 0));. Apabila tanpa ekstensi, maka akan langsung dienkripsi dan dikirim.

Output :

1.b)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana bisa dilakukan rename(perubahan nama folder) dimana jika itu dilakukan dan namanya diawali dengan "AtoZ_", maka nama folder beserta seluruh isinya akan terenkripsi dengan metode Atbash Cipher.

Source Code & Penjelasan

...
static int xmp_rename(const char *lama, const char *baru)
{
    char tempsebelum[BUFSIZ];
    char tempsetelah[BUFSIZ];
    clear(tempsebelum);
    clear(tempsetelah);
    sprintf(tempsebelum, "%s%s", dirp, lama);
    sprintf(tempsetelah, "%s%s", dirp, baru);

    rlog(tempsebelum,tempsetelah,1);

	int res;

	res = rename(tempsebelum, tempsetelah);
	if (res == -1)
		return -errno;

	return 0;
}
...

Fungsi - fungsi sebelumnya seperti xmp_getattr(), xmp_readdir(), polapath() serta atcip() tetap digunakan.
xmp_rename ini digunakan ketika user ingin melakukan rename (mengganti nama folder). Caranya cukup sederhana yaitu menyimpan nama file sebelum dan sesudah ke dalam variable.
Setelah itu melakukan sprintf, pada kedua variable dengan tujuan mendapatkan path full dari keduanya.
Setelah itu hanya tinggal menggunakan res untuk memanggil rename dengan parameter tempsebelum yang diganti dengan tempsetelah.
Maka program akan berjalan dan mengganti nama folder yang dituju kemudian mengecek untuk melakukan enkripsi Atbash Cipher.

Output :

1.c)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana bisa dilakukan rename(perubahan nama folder) dimana apabila direktori yang terenkripsi di-rename menjadi tidak ter-encode, maka isi direktori tersebut akan terdecode.

Source Code & Penjelasan

...
static int xmp_rename(const char *lama, const char *baru)
{
    char tempsebelum[BUFSIZ];
    char tempsetelah[BUFSIZ];
    clear(tempsebelum);
    clear(tempsetelah);
    sprintf(tempsebelum, "%s%s", dirp, lama);
    sprintf(tempsetelah, "%s%s", dirp, baru);

    rlog(tempsebelum,tempsetelah,1);

	int res;

	res = rename(tempsebelum, tempsetelah);
	if (res == -1)
		return -errno;

	return 0;
}
...

Pada fungsi rename seperti pada 1.b), itu juga akan berjalan ketika folder direname menjadi nama yang tidak ter-encode atau terenkripsi, fungsinya telah mampu menghandle kejadian tersebut. Hal ini terjadi karena pada dasarnya Atbash Cipher merupakan pencerminan daripada string. Maka cukup menggunakan algoritma yang telah dijelaskan pada 1.b) pada soal ini. Contoh "AtoZ_APA KABAR" di enkripsi menggunakan Atbash Cipher menjadi "ZKZ PZYZI", begitu pula "ZKZ PZYZI" di atbash menjadi "APA KABAR".

Output :

1.d)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana bisa setiap pembuatan direktori ter-encode (mkdir atau rename) akan tercatat ke sebuah log. Format : /home/USER/Downloads/Nama Direktori → /home/USER/Downloads/AtoZ_Nama Direktori

Source Code & Penjelasan

...

void rlog (char dir_lama[], char dir_baru[], int tipe)
{
    FILE* logge = fopen("running.log","a");

    if(tipe == 0)
    {
        fprintf(logge,"[mkdir]: %s\n", dir_baru);
    }
    else
    {
        fprintf(logge,"[rename]: %s -> %s\n", dir_lama,dir_baru);
    }

    fclose(logge);
}
...

Pada soal ini, diminta membuat log untuk setiap mkdir(pembuatan folder) dan rename(penggantian nama folder). Caranya adalah dengan menambahkan fungsi rlog() dimana tujuan dari fungsi ini adalah membuka file running.log ( membuatnya ketika belum ada ) pada path dimana dia akan diletakkan
Setelah itu ketika pada source code fungsi xmp_mkdir dan xmp_rename diatas, dapat dilihat bahwa ditambahkan rlog() dengan parameter nama filenya serta modenya. Disini, ditentukan bahwa mode 0 berarti mkdir dan mode 1 berarti rename, sehingga nantinya dapat dihandle oleh rlog ketika diketahui modenya. Apabila modenya 0 maka akan dilakukan fprintf(logge,"[mkdir]: %s\n", dir_baru);, apabila mode 1 maka akan menjadi fprintf(logge,"[rename]: %s -> %s\n", dir_lama,dir_baru);.
Terakhir adalah menutup file dengan fclose.

Output :

1.e)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana metode encode pada suatu direktori juga berlaku terhadap direktori yang ada di dalamnya.(rekursif)

Source Code & Penjelasan

char* polapath(char* path)
{
 
    char *fpath = malloc(sizeof(char) * 1000);
    char real_path[1000];
    strcpy(real_path, path);

    char *str = strstr(real_path, "/AtoZ_");

    if (str)
    {
        tempchiper = 1;
        int index = strlen(real_path) - strlen(str) + 1;
        while (index < strlen(real_path))
        {
            if (real_path[index] == '/')
            {
                printf("ini index --> %d\n ",index);
                atcip(&real_path[index]);
                char dirp_temp[1000];
                sprintf(dirp_temp, "%s%s", dirp, real_path);
                // printf("Ini folder dengan path --> %s\n",dirp_temp);
                DIR* dp = opendir(dirp_temp);
                if(dp)
                {
                    break;
                }
                else
                {
                    char* file = strrchr(real_path,'/')+1;
                    char* extensi = strchr(file,'.');
                    printf("Ini file--> %s%s\n",real_path,file);
                    if(extensi)
                    {
                        extensi += 1;
                        atcip(extensi);
                
                    }
                    break;
                }
                closedir(dp);
            }
            index++;
        }
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }
    else
    {
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }
    
    return fpath;
}

Pada fungsi polapath() yang dijelaskan pada 1.a), fungsi ini telah sanggup melakukan enkripsinya secara rekursif karena dapat dilihat bahwa dalam fungsinya menggunakan while sebagai iterasi sampai index < strlen(path aslinya) sehingga akan dijalankan terus menerus sampai folder ataupun path terdalamnya. Semua file juga akan ikut diiterasi dan akan dienkripsi melalui fungsi ini sehingga tidak perlu dilakukan modifikasi lagi.

Output :

Kendala

Nomor 1.e sulit karena memerlukan rekursif dan fungsi yang bisa menghandle.
Debugging yang sulit karena line yang banyak
Waktu yang diberikan terlalu cepat

Soal 2

2.a)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana bisa dilakukan mkdir(pembuatan folder) dimana jika itu dilakukan dan namanya diawali dengan "/RX_", maka nama folder beserta seluruh isinya akan terenkripsi dengan metode Atbash Cipher dan ROT13.

Source Code & Penjelasan

...
void rot13(char* temp)
{
    int i=0;
    while(temp[i]!= '\0' && temp[i]!= '.')
    {
        if(temp[i] >= 'A' && temp[i] <= 'Z' )
    	{
    	   if(temp[i]+13 >= 'A' && temp[i]+13 <= 'Z' )
    	   {
    	    //    printf("temp[i] --> %c\n",temp[i]+13);
    	       temp[i] = temp[i]+13;
    	   }
    	   else
    	   {
    	    //    printf("ini else\n");
    	        temp[i] = ((temp[i] - 'A') + 13) % 26;
    	        temp[i] = 'A' + temp[i];
    	   }
    	}
    	else if (temp[i] >= 'a' && temp[i] <= 'z' )
    	{
    	    if(temp[i]+13 >= 'a' && temp[i]+13 <= 'z' )
    	   {
    	       temp[i] = temp[i]+13;
    	   }
    	   else
    	   {
    	        temp[i] = ((temp[i] - 'a') + 13) % 26;
    	        temp[i] = 'a' + temp[i];
    	   }
    	}
    	// printf("ini temp [i] %c\n", temp[i]);
        i++;
    }
}

char* polapath(char* path)
{
 
    char *fpath = malloc(sizeof(char) * 1000);
    char real_path[1000];
    strcpy(real_path, path);

    char *str = strstr(real_path, "/AtoZ_");
    char *rex = strstr(real_path, "/RX_");

    if(rex)
    {
        temprx = 1;
        int index = strlen(real_path) - strlen(rex) + 1;
        int templog = crlog2(&real_path[index]);
        while (index < strlen(real_path))
        {
            if (real_path[index] == '/')
            {
                if(templog)
                {
                    ViginereD(&real_path[index]);
                    atcip(&real_path[index]);
                }
                else
                {
                    rot13(&real_path[index]);
                    atcip(&real_path[index]);
                }
                
                // printf("ini index --> %d\n ",index);
                char dirp_temp[1000];
                sprintf(dirp_temp, "%s%s", dirp, real_path);
                // printf("Ini folder dengan path --> %s\n",dirp_temp);
                DIR* dp = opendir(dirp_temp);
                if(dp)
                {
                    break;
                }
                else
                {
                    char* file = strrchr(real_path,'/')+1;
                    char* extensi = strchr(file,'.');
                    //printf("Ini file--> %s%s\n",real_path,file);
                    if(extensi)
                    {
                        extensi += 1;
                        atcip(extensi);
                    }
                    break;
                }
                closedir(dp);
            }
            index++;
        }
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }

    else if (str)
    {
        tempchiper = 1;
        int index = strlen(real_path) - strlen(str) + 1;
        while (index < strlen(real_path))
        {
            if (real_path[index] == '/')
            {
                // printf("ini index --> %d\n ",index);
                atcip(&real_path[index]);
                char dirp_temp[1000];
                sprintf(dirp_temp, "%s%s", dirp, real_path);
                // printf("Ini folder dengan path --> %s\n",dirp_temp);
                DIR* dp = opendir(dirp_temp);
                if(dp)
                {
                    break;
                }
                else
                {
                    char* file = strrchr(real_path,'/')+1;
                    char* extensi = strchr(file,'.');
                    printf("Ini file--> %s%s\n",real_path,file);
                    if(extensi)
                    {
                        extensi += 1;
                        atcip(extensi);
                
                    }
                    break;
                }
                closedir(dp);
            }
            index++;
        }
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }

    else
    {
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }
    
    return fpath;
}
...

Fungsi utama dari soal ini adalah 3 fungsi diatas yaitu polapath() ,atcip() serta rot13()

Fungsi atcip() diatas merupakan kode yang digunakan untuk melakukan Atbash Cipher yaitu dengan melakukan mirror kepada masing - masing char. Cara melakukannya adalah looping dari setiap char dari kalimat kemudian apabila char tersebut ada dalam range A sampai Z atau a sampai z, maka akan char itu akan dikurangkan dengan ('Z'+'A') atau ('z' + 'a')
Sedangkan fungsi rot13() berguna untuk melakukan enkripsi yaitu alphabet atau char yang ditambah dengan 13. Cara melakukannya adalah looping dari setiap char dari kalimat kemudian apabila char tersebut ada dalam range A sampai Z atau a sampai z dan jika ditambahkan 13 tidak melebih batas itu, maka akan ditambahkan 13.
Fungsi polapath() berguna sebagai fungsi yang memfilter apakah path tersebut memiliki string "/RX_" didalamnya. Apabila ada, maka akan dicek dengan opendir apakah berupa folder, apabila bukan maka akan dianggap file. File pun terbagi jadi 2 yaitu dengan extension atau tidak. Apabila dengan extension, maka akan ada variable yang mengambil extentiom tersebut yang nantinya akan digunakan pada xmp_readdir. Terakhir adalah menggunakan sprintf untuk menghasilkan path yang sudah benar dan terenkripsi. Untuk ekstensinya sendiri hanya menggunakan atcip() karena rot13() hanya sampai titik.

static  int  xmp_getattr(const char *path, struct stat *stbuf)
{
    //printf("GETATTR PATH--> %s\n",path);
    char fpath[BUFSIZ];
    char tempp[BUFSIZ];
    strcpy(tempp,path);
    // printf("ini tempp getattr %s\n",tempp);
    strcpy(fpath,polapath(tempp));
    int res;
    res = lstat(fpath, stbuf);
 
    if (res == -1) return -errno;
    return 0;
}
 
 
 
static int xmp_readdir(const char *path, void *buf, fuse_fill_dir_t filler, off_t offset, struct fuse_file_info *fi)
{
    // printf("READDIR PATH--> %s\n",path);
    DIR *dp;
    int res;
    char tempp[BUFSIZ];
    tempchiper = 0;
    temprx = 0;
    struct dirent *de;
    (void) offset;
    (void) fi;
 
    strcpy(tempp,path);
    dp = opendir(polapath(tempp));
 
    if (dp == NULL) return -errno;
 
    while ((de = readdir(dp)) != NULL) {
        struct stat st;
        char temp[BUFSIZ];
 
        memset(&st, 0, sizeof(st));
 
        st.st_ino = de->d_ino;
        st.st_mode = de->d_type << 12;
 
        if(strcmp (de->d_name,".")==0|| strcmp(de->d_name,"..") == 0)
        {
            res = filler(buf,de->d_name,&st,0);
        }
        else if(tempchiper == 1)
        {
            if(de->d_type & DT_DIR)
            {
                printf("[chiper]Ini folder --> %s\n",de->d_name);
                clear(temp);
                strcpy(temp,de->d_name);
                atcip(temp);
                res = (filler(buf, temp, &st, 0));
            }
            else
            {
                char* ext = strchr(de->d_name,'.');
 
                char fname[BUFSIZ];
                bzero(fname,BUFSIZ);
                if(ext)
                {
                    printf("[chiper]Ini file dengan ext --> %s\n",de->d_name);
                    strncpy(fname,de->d_name, strlen(de->d_name) - strlen(ext));
                    atcip(fname);
                    strcat(fname,ext);
                }
                else
                {
                    printf("[cipher]File without extention --> %s\n",de->d_name);
                    strcpy(fname,de->d_name);
                    atcip(fname);
                }
 
                res = (filler(buf, fname, &st, 0));
            }
        }
 
        else if(temprx == 1)
        {
            if(de->d_type & DT_DIR)
            {
                // printf("Ini folder --> %s\n",de->d_name);
                clear(temp);
                strcpy(temp,de->d_name);
                atcip(temp);
                rot13(temp);
                printf("[rx]ini temp di rx --> %s\n", temp);
                res = (filler(buf, temp, &st, 0));
            }
            else
            {
                char* ext = strchr(de->d_name,'.');
 
                char fname[BUFSIZ];
                bzero(fname,BUFSIZ);
                if(ext)
                {
                    printf("[rx]Ini file dengan ext --> %s\n",de->d_name);
                    strncpy(fname,de->d_name, strlen(de->d_name) - strlen(ext));
                    atcip(fname);
                    rot13(fname);
                    printf("[rx]Ini file dengan ext terencode --> %s\n",de->d_name);
                    strcat(fname,ext);
                }
                else
                {
                    printf("[rx]File without extention --> %s\n",de->d_name);
                    strcpy(fname,de->d_name);
                    atcip(fname);
                    rot13(fname);
                }
 
                res = (filler(buf, fname, &st, 0));
            }
        }
 
        else
        {
            strcpy(temp,de->d_name);
            res = filler(buf, temp, &st, 0);
        }
 
        if(res != 0) 
        {
            break;
        }
    }
    // closedir(dp);
    return 0;
}
 
static int xmp_mkdir(const char *path, mode_t mode)
{
 
    char temppath[BUFSIZ];
    char tempp[BUFSIZ];
    char tempp2[BUFSIZ];
    strcpy(tempp,path);
    strcpy(tempp2,dirp);
 
    strcat(tempp2,tempp);
    strcpy(temppath,tempp2);
 
    rlog("none",temppath,0);
    rlog2("none",temppath,0);
 
    char fullpath[BUFSIZ];
    int res;
    clear(fullpath);
    strcpy(fullpath, polapath(tempp));
 
	res = mkdir(fullpath, mode);
	if (res == -1)
		return -errno;
 
	return 0;
 
}

Berikut adalah 3 fungsi yang digunakan untuk mkdir nomor 2 (membuat folder) yaitu xmp_readdir, xmp_getattr dan xmp_mkdir:

Semua fungsi akan sama dengan nomor 1 untuk xmp_mkdir dan xmp_getattr, kecuali untuk xmp_readdir.
Fungsi ketiga adalah xmp_readdir, fungsi ini sama gunanya dengan pada nomor 1, namun ditambahkan kondisi untuk handle nama "/RX_" dimana fungsi ini menghandle pemisahan antara folder dengan file. Seperti yang dilihat bahwa terdapat temprx yang merupakan variable penyimpan apakah fungsi ini harus dienrkipsi, variable ini diletakkan dalam scope global. Apabila readdir mendapatkan bahwa file harus dienkripsi, fungsi ini akan melewati kondisi apabila fungsi tersebut merupakan folder ataupun file. Apabila folder maka akan di enkripsi dan dikirim dengan res = (filler(buf, temp, &st, 0));. Apabila file maka akan dibedakan lagi menjadi 2 yaitu dengan extensi ataupun tidak. Apabila dengan ekstensi, pada akhir akan digabung lagi dengan extensinya yang disimpan dalam variable menggunakan syntax strcat, setelah itu dienkripsi baru dikirim dengan res = (filler(buf, temp, &st, 0));. Apabila tanpa ekstensi, maka akan langsung dienkripsi dan dikirim.

Output :

2.b)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana jika sebuah direktori di-rename dengan awalan “RX_”, maka direktori tersebut akan menjadi direktori terencode beserta isinya dengan perubahan nama isi sesuai dengan kasus nomor 1 dengan algoritma tambahan Vigenere Cipher dengan key “SISOP” (Case-sensitive, Atbash + Vigenere).

Source Code & Penjelasan

void ViginereE(char *temp)
{
    int i = 0;
    int j = 0;
    while (temp[i] != '\0' && temp[i] != '.')
    {  
        if(temp[i] == '/')
        {
            i++;
            j = 0;
            continue;
        }
        else if(temp[i] >= 'A' && temp[i] <= 'Z')
        {
            temp[i] = ((temp[i] - 'A') + (key[j % strlen(key)] - 'A')) % 26 + 'A';
        }
        else if (temp[i] >= 'a' && temp[i] <= 'z')
        {
            temp[i] = ((temp[i] - 'a') + (key[j % strlen(key)] - 'A')) % 26 + 'a';
        }

        j++;
        i++;
    }
}

void ViginereD(char *temp)
{
    int i = 0;
    int j = 0;
    while (temp[i] != '\0' && temp[i] != '.')
    {
        if(temp[i] == '/')
        {
            i++;
            j = 0;
            continue;
        }
        else if (temp[i] >= 'A' && temp[i] <= 'Z')
        {
            temp[i] = ((temp[i] - 'A') - (key[j % strlen(key)] - 'A') + 26) % 26 + 'A';
            j++;
        }
        else if (temp[i] >= 'a' && temp[i] <= 'z')
        {
            temp[i] = ((temp[i] - 'a') - (key[j % strlen(key)] - 'A') + 26) % 26 + 'a';
            j++;
        }
        i++;
    }
}

int crlog2(char *str)
{
    char line[1000];
    
    FILE *fp = fopen("running2.log", "r");

    if(!fp) 
    {
        return 0;
    }

    while (fgets(line, sizeof(line), fp))
    {
        printf("Ini Line --> %s",line);
        printf("ini str --> %s\n",str);
        int tempo = strncmp(line, "[rename]", 8);
        printf("Ini tempo --> %d\n",tempo);
        if (tempo == 0)
        {
            printf("Ini rename\n");
            continue;
        }

        line[strcspn(line, "\n")] = '\0';
        char *path = strrchr(line, ' ') + 1;
        char *name = strstr(path, "/RX_");
        printf("ini name --> %s\n",name);

        if (!name)
        {
            continue;
        }

        char name2[1000];
        strcpy(name2, str);

        printf("ini name2 --> %s\n",name2);

        char* temptok1 = strtok(name, "/") ;
        char* temptok2 = strtok(name2, "/");
        printf("ini temptok1 --> %s\n",temptok1);
        printf("ini temptok2 --> %s\n",temptok2);
        if (!strcmp(temptok1, temptok2))
        {
            return 1;
        }
    }

    return 0;
}

char* polapath(char* path)
{
 
    char *fpath = malloc(sizeof(char) * 1000);
    char real_path[1000];
    strcpy(real_path, path);

    char *str = strstr(real_path, "/AtoZ_");
    char *rex = strstr(real_path, "/RX_");

    if(rex)
    {
        temprx = 1;
        int index = strlen(real_path) - strlen(rex) + 1;
        int templog = crlog2(&real_path[index]);
        while (index < strlen(real_path))
        {
            if (real_path[index] == '/')
            {
                if(templog)
                {
                    ViginereD(&real_path[index]);
                    atcip(&real_path[index]);
                }
                else
                {
                    rot13(&real_path[index]);
                    atcip(&real_path[index]);
                }
                
                // printf("ini index --> %d\n ",index);
                char dirp_temp[1000];
                sprintf(dirp_temp, "%s%s", dirp, real_path);
                // printf("Ini folder dengan path --> %s\n",dirp_temp);
                DIR* dp = opendir(dirp_temp);
                if(dp)
                {
                    break;
                }
                else
                {
                    char* file = strrchr(real_path,'/')+1;
                    char* extensi = strchr(file,'.');
                    //printf("Ini file--> %s%s\n",real_path,file);
                    if(extensi)
                    {
                        extensi += 1;
                        atcip(extensi);
                    }
                    break;
                }
                closedir(dp);
            }
            index++;
        }
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }

    else if (str)
    {
        tempchiper = 1;
        int index = strlen(real_path) - strlen(str) + 1;
        while (index < strlen(real_path))
        {
            if (real_path[index] == '/')
            {
                // printf("ini index --> %d\n ",index);
                atcip(&real_path[index]);
                char dirp_temp[1000];
                sprintf(dirp_temp, "%s%s", dirp, real_path);
                // printf("Ini folder dengan path --> %s\n",dirp_temp);
                DIR* dp = opendir(dirp_temp);
                if(dp)
                {
                    break;
                }
                else
                {
                    char* file = strrchr(real_path,'/')+1;
                    char* extensi = strchr(file,'.');
                    printf("Ini file--> %s%s\n",real_path,file);
                    if(extensi)
                    {
                        extensi += 1;
                        atcip(extensi);
                
                    }
                    break;
                }
                closedir(dp);
            }
            index++;
        }
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }

    else
    {
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, real_path);
    }
    
    return fpath;
}

Berikut adalah 4 fungsi yang digunakan yakni ViginereE(), ViginereD(),crlog2() dan polapath().
Viginire E adalah fungsi yang digunakan untuk mengenkripsi dengan cara Viginere.
Viginire D adalah fungsi yang berguna untuk mendekripsi dengan metode Viginere.
Sedangkan untuk crlog2(), karena telah membuat log pada nomor 2.d), maka dapat dicek dari log tersebut apakah folder yang dikerjakan berupa [rename] dengan strncmp , apabila iya, maka akan digunakan Atbash Cipher beserta Viginere, apabila tidak maka ROT13 dan Atbash Cipher (Karena mkdir pada nomor 2.a).
Penjelasan polapath sama seperti nomor 2.a.

Output :

2.c)

Source Code & Penjelasan

...
static int xmp_rename(const char *lama, const char *baru)
{
    char tempsebelum[BUFSIZ];
    char tempsetelah[BUFSIZ];
    clear(tempsebelum);
    clear(tempsetelah);
    sprintf(tempsebelum, "%s%s", dirp, lama);
    sprintf(tempsetelah, "%s%s", dirp, baru);

    rlog(tempsebelum,tempsetelah,1);
    rlog2(tempsebelum,tempsetelah,1);

	int res;

	res = rename(tempsebelum, tempsetelah);
	if (res == -1)
		return -errno;

	return 0;
}
...

Pada fungsi rename seperti pada 2.b), itu juga akan berjalan ketika folder direname menjadi nama yang tidak ter-encode atau terenkripsi, fungsinya telah mampu menghandle kejadian tersebut. Hal ini terjadi karena pada dasarnya Atbash Cipher merupakan pencerminan daripada string. Maka cukup menggunakan algoritma yang telah dijelaskan pada 2.b) pada soal ini. Contoh "AtoZ_APA KABAR" di enkripsi menggunakan Atbash Cipher menjadi "ZKZ PZYZI", begitu pula "ZKZ PZYZI" di atbash menjadi "APA KABAR", kemudian hal yang sama akan terjadi untuk rot13 cipher begitu pula untuk Viginere.

Output :

2.d)

Praktikan diminta untuk membuat filesystem dimana bisa setiap pembuatan direktori ter-encode (mkdir atau rename) akan tercatat ke sebuah log.

Source Code & Penjelasan

void rlog2 (char dir_lama[], char dir_baru[], int tipe)
{
    FILE* logge2 = fopen("running2.log","a");
 
    if(tipe == 0)
    {
        fprintf(logge2,"[mkdir]: %s\n", dir_baru);
    }
    else
    {
        fprintf(logge2,"[rename]: %s -> %s\n", dir_lama,dir_baru);
    }
 
    fclose(logge2);
}

Pada soal ini, diminta membuat log untuk setiap mkdir(pembuatan folder) dan rename(penggantian nama folder). Caranya adalah dengan menambahkan fungsi rlog() dimana tujuan dari fungsi ini adalah membuka file running2.log ( membuatnya ketika belum ada ) pada path dimana dia akan diletakkan
Setelah itu ketika pada source code fungsi xmp_mkdir dan xmp_rename diatas, dapat dilihat bahwa ditambahkan rlog() dengan parameter nama filenya serta modenya. Disini, ditentukan bahwa mode 0 berarti mkdir dan mode 1 berarti rename, sehingga nantinya dapat dihandle oleh rlog ketika diketahui modenya. Apabila modenya 0 maka akan dilakukan fprintf(logge2,"[mkdir]: %s\n", dir_baru);, apabila mode 1 maka akan menjadi fprintf(logge2,"[rename]: %s -> %s\n", dir_lama,dir_baru);.
Terakhir adalah menutup file dengan fclose.

Output :

Kendala

Nomor 2.e) sangat sulit tanpa adanya exec()
Kesulitan nomor 2.b) mencari ide bagaimana mengecek apakah rename atau mkdir
Waktu yang diberikan terlalu cepat

Soal 3

Praktikan diminta untuk membuat fitur sebagai berikut

3a) Jika sebuah direktori dibuat dengan awalan “A_is_a_”, maka direktori tersebut akan menjadi sebuah direktori spesial.

3b) Jika sebuah direktori di-rename dengan memberi awalan “A_is_a_”, maka direktori tersebut akan menjadi sebuah direktori spesial.

3c) Apabila direktori yang terenkripsi di-rename dengan menghapus “A_is_a_” pada bagian awal nama folder maka direktori tersebut menjadi direktori normal.

3d) Direktori spesial adalah direktori yang mengembalikan enkripsi/encoding pada direktori “AtoZ_” maupun “RX_” namun masing-masing aturan mereka tetap berjalan pada direktori di dalamnya (sifat recursive “AtoZ_” dan “RX_” tetap berjalan pada subdirektori).

3e) Pada direktori spesial semua nama file (tidak termasuk ekstensi) pada fuse akan berubah menjadi lowercase insensitive dan diberi ekstensi baru berupa nilai desimal dari binner perbedaan namanya.

Kendala :

Saya kurang paham dengan permintaan soal 3d
karena saya kurang paham materi saya tidak mampu mengerjakan soal tersebut, meskipun sudah bertanya referensi solusi dari teman

Soal 4

Praktikan diminta dapat membuat log system.

4a)

Log system yang akan terbentuk bernama “SinSeiFS.log” pada direktori home pengguna (/home/[user]/SinSeiFS.log). Log system ini akan menyimpan daftar perintah system call yang telah dijalankan pada filesystem.

Source Code :

static const char *myLOG = "/home/prk/SinSeiFS.log";

4b)

Karena Sin dan Sei suka kerapian maka log yang dibuat akan dibagi menjadi dua level, yaitu INFO dan WARNING.

Source Code :

Warning

void WarningLog(char* cmd_desc, char* path) {
    FILE *txt;
    txt = fopen(myLOG, "a");
 
    time_t rwtm = time(NULL);
 
    struct tm tm = *localtime(&rwtm);
 
    int theYear = tm.tm_year+1900, theMonth = tm.tm_mon+1,
    theDay = tm.tm_mday, theHour = tm.tm_hour,
    theMinunte = tm.tm_min, theSecond = tm.tm_sec;
 
    fprintf(txt, "WARNING::%02d%02d%02d-%02d:%02d:%02d::%s::%s\n", theDay, theMonth, theYear, theHour, theMinunte, theSecond, cmd_desc, path);
    fclose(txt);
}

Info

void InfoLog(char* cmd_desc, char* path) {
    FILE *txt;
    txt = fopen(myLOG, "a");
 
    time_t rwtm = time(NULL);
 
    struct tm tm = *localtime(&rwtm);
 
    int theYear = tm.tm_year+1900, theMonth = tm.tm_mon+1,
    theDay = tm.tm_mday, theHour = tm.tm_hour,
    theMinunte = tm.tm_min, theSecond = tm.tm_sec;
 
    fprintf(txt, "INFO::%02d%02d%02d-%02d:%02d:%02d::%s::%s\n", theDay, theMonth, theYear, theHour, theMinunte, theSecond, cmd_desc, path);
    fclose(txt);
}

Penjelasan :

Pada txt = fopen(myLOG, "a") merupakan fungsi untuk membuka file SinSeiFS.log.
time_t dan struct tm gunanya untuk mendapatkan waktu yang ada pada komputer.
rwtm = time(NULL) gunanya untuk mengkalkulasi waktu kalender sekarang dan disimpan ke dalam rwtm.
tm = *localtime(&rwtm) gunanya untuk memasukkan nilai dari rwtm ke format struct tm tm.
Lalu akan di print dengan sesuai format fprintf(txt, "INFO::%02d%02d%02d-%02d:%02d:%02d::%s::%s\n", theDay, theMonth, theYear, theHour, theMinunte, theSecond, cmd_desc, path);

4c)

Untuk log level WARNING, digunakan untuk mencatat syscall rmdir dan unlink.

Source Code :

rmdir

static int xmp_rmdir(const char *path) {
    char fpath[1000];
    if (strcmp(path, "/") == 0) 
    {
            path = dirp;
            sprintf(fpath, "%s", path);
        } else {
        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, path);
    }
 
    int res;
    res = rmdir(fpath);
    if (res == -1) return -errno;
 
    WarningLog("RMDIR", fpath);
 
    return 0;
}

unlink

	static int xmp_unlink(const char *path) {
	    char fpath[1000];
	 
	    if (strcmp(path, "/") == 0) {
	            path = dirp;
	            sprintf(fpath, "%s", path);
	        } else {
	        sprintf(fpath, "%s%s", dirp, path);
	    }
	 
	    int res;
	    res = unlink(fpath);
	    if (res == -1) return -errno;
	 
	    WarningLog("UNLINK", fpath);
	 
	    return 0;
	}

4d)

sisanya dicatat pada info

getattr : mendapatkan informasi atribut dari file atau direktori

static int xmp_getattr(const char *path, struct stat *stbuf) {
    int res;
    char fpath[1000];
 
	sprintf(fpath, "%s%s", dirpath, path);
 
	res = lstat(fpath, stbuf);
 
	if(res == -1) return -errno;
 
	InfoLog("LS", fpath);
   	return 0;
}

readdir : membaca dan membuka stream dari direktori

static int xmp_readdir(const char *path, void *buf, fuse_fill_dir_t filler, off_t offset, struct fuse_file_info *fi) {
    	char fpath[1000];
 
    	if(strcmp(path, "/") == 0) 
		{
        	path = dirpath;
        	sprintf(fpath, "%s", path);
    	} 
		else 
		{
		sprintf(fpath, "%s%s", dirpath, path);
		}
 
	int res = 0;
 
   	DIR *dp;
    struct dirent *de;
	(void) offset;
    (void) fi;
 
	dp = opendir(fpath);
 
    if(dp == NULL) return -errno;
 
   	while ((de = readdir(dp)) != NULL) {
        	struct stat st;
 
	        memset(&st, 0, sizeof(st));
 
        	st.st_ino = de->d_ino;
        	st.st_mode = de->d_type << 12;
 
			if(res!=0) break;
		}
 
	closedir(dp);
	InfoLog("CD", fpath);
	return 0;
}

write : untuk melakukan writing pada file atau direktori

static int xmp_write(const char *path, const char *buf, size_t size, off_t offset, struct fuse_file_info *fi) {
	char fpath[1000];
 
	if (strcmp(path, "/") == 0) {
        	path = dirpath;
        	sprintf(fpath, "%s", path);
    	} else {
		sprintf(fpath, "%s%s", dirpath, path);
	}
 
    int fd;
	int res;
 
	(void) fi;
	fd = open(fpath, O_WRONLY);
	if (fd == -1) return -errno;
 
	res = pwrite(fd, buf, size, offset);
	if (res == -1) res = -errno;
 
	close(fd);
 
    	// logs(0, "WRITE", fpath, "");
	InfoLog("WRITE", fpath);
	return res;
}

rename : mengganti nama dari file atau direktori

static int xmp_rename(const char *from, const char *to) {
	char src[1000], dst[1000];
 
	if (strcmp(from, "/") == 0) {
        	from = dirpath;
        	sprintf(src, "%s", from);
    	} else {
		sprintf(src, "%s%s", dirpath, from);
	}
 
	if (strcmp(to, "/") == 0) {
        	to = dirpath;
        	sprintf(dst, "%s", to);
    	} else {
		sprintf(dst, "%s%s", dirpath, to);
	}
 
	int res;
	res = rename(src, dst);
	if (res == -1) return -errno;
 
	InfoLog("RENAME", src);
 
	return 0;
}

open : membuka sebuah file atau direktori

static int xmp_open(const char *path, struct fuse_file_info *fi) {
	char fpath[1000];
 
	if (strcmp(path, "/") == 0) {
	        path = dirpath;
	        sprintf(fpath, "%s", path);
    	} else {
		sprintf(fpath, "%s%s", dirpath, path);
	}
 
	int res;
	res = open(fpath, fi->flags);
	if (res == -1) return -errno;
 
	close(res);
 
	InfoLog("OPEN", fpath);
 
	return 0;
}

mknod : untuk mengetahui permission dari file

static int xmp_mknod(const char *path, mode_t mode, dev_t rdev) {
	char fpath[1000];
 
	if (strcmp(path, "/") == 0) {
        	path = dirpath;
        	sprintf(fpath, "%s", path);
    	} else {
		sprintf(fpath, "%s%s", dirpath, path);
	}
 
	int res;
	if (S_ISREG(mode)) {
		res = open(fpath, O_CREAT | O_EXCL | O_WRONLY, mode);
		if (res >= 0) {
			res = close(res);
		}
	} else if (S_ISFIFO(mode)) {
		res = mkfifo(fpath, mode);
	} else {
		res = mknod(fpath, mode, rdev);
	}
 
	if (res == -1) return -errno;
	InfoLog("CREATE", fpath);
	return 0;
}

mkdir : untuk membuat direktori

static int xmp_mkdir(const char *path, mode_t mode) {
	char fpath[1000];
	if (strcmp(path, "/") == 0) {
        	path = dirpath;
        	sprintf(fpath, "%s", path);
    	} else {
		sprintf(fpath, "%s%s", dirpath, path);
	}
 
	int res;
	res = mkdir(fpath, 0750);
	if (res == -1) return -errno;
 
	InfoLog("MKDIR", fpath);

4e)

Format untuk logging yaitu:

[Level]::[dd][mm][yyyy]-[HH]:[MM]:[SS]:[CMD]::[DESC :: DESC]

Level : Level logging, dd : 2 digit tanggal, mm : 2 digit bulan, yyyy : 4 digit tahun, HH : 2 digit jam (format 24 Jam),MM : 2 digit menit, SS : 2 digit detik, CMD : System Call yang terpanggil, DESC : informasi dan parameter tambahan

INFO::28052021-10:00:00:CREATE::/test.txt INFO::28052021-10:01:00:RENAME::/test.txt::/rename.txt

Output :

Kendala

masih bingung dalam materi ini
pas gabunginnya susah saya gapaham

vincentyonathan/soal-shift-sisop-modul-4-B09-2021

soal-shift-sisop-modul-4-B09-2021

Soal Modul 3

Daftar isi

Soal 1

1.a)

Source Code & Penjelasan

Output :

1.b)

Source Code & Penjelasan

Output :

1.c)

Source Code & Penjelasan

Output :

1.d)

Source Code & Penjelasan

Output :

1.e)

Source Code & Penjelasan

Output :

Kendala

Soal 2

2.a)

Source Code & Penjelasan

Output :

2.b)

Source Code & Penjelasan

Output :

2.c)

Source Code & Penjelasan

Output :

2.d)

Source Code & Penjelasan

Output :

Kendala

Soal 3

3a) Jika sebuah direktori dibuat dengan awalan “A_is_a_”, maka direktori tersebut akan menjadi sebuah direktori spesial.

3b) Jika sebuah direktori di-rename dengan memberi awalan “A_is_a_”, maka direktori tersebut akan menjadi sebuah direktori spesial.

3c) Apabila direktori yang terenkripsi di-rename dengan menghapus “A_is_a_” pada bagian awal nama folder maka direktori tersebut menjadi direktori normal.

3d) Direktori spesial adalah direktori yang mengembalikan enkripsi/encoding pada direktori “AtoZ_” maupun “RX_” namun masing-masing aturan mereka tetap berjalan pada direktori di dalamnya (sifat recursive “AtoZ_” dan “RX_” tetap berjalan pada subdirektori).

3e) Pada direktori spesial semua nama file (tidak termasuk ekstensi) pada fuse akan berubah menjadi lowercase insensitive dan diberi ekstensi baru berupa nilai desimal dari binner perbedaan namanya.

Kendala :

Soal 4

4a)

Source Code :

4b)

Source Code :

Penjelasan :

4c)

Source Code :

4d)

4e)

Output :

Kendala